ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
REMAJA
DENGAN MASALAH KEGEMUKAN/OBESITY
A. PENGERTIAN
Obesity adalah meningkatnya berat badan akibat dari
menumpuknya lemak yang berlebihan atau status yang akan menjadi gemuk. Overweight
yaitu meningkatnya berat badan lebih dari bentuk tubuh dan tinggi badan dimana
bisa atau tidak adanya penumpukan lemak.
B. ETIOLOGI/PATOFISIOLOGI
Obesity akibat dari intake kalori yang mana secara konsisten
melebihi kalori yang diperlukan. Penyebab sangat kompleks dan melibatkan
berbagai macam pengaruh seperti metabolic, hipotalamik, herediter, sosial,
budaya dan psikologis.
Metabolisme glukosa berperan penting dalam mengatur penumpukan lemak, selama kelebihan kalori disimpan sebagai lemak dan kekurangan glukosa akan terjadi pelepasan lemak sebagai sumber energi. Remaja yang gemuk mampu untuk menyimpan lemaknya dengan mudah tetapi tidak mampu melepaskan lemak ini atau membakarnya untuk energi. Faktor herediter juga berperan penting dalam perkembangan obesity. Remaja yang gemuk ditandai dengan makan pada malam hari dan sering tidak makan terutama sarapan pagi. Ada teori yang menjelaskan mengenai perkembangan kegemukan ini :
a. Teori sel adipose. Jumlah sel di
jaringan adipose meningkat, ukuran sel lemak meningkat, atau kombinasi kedua
hal ini.
b. Teori point set. Individu yang
mempunyai tingkat predertemine untuk berat badan relatif stabil selama usia
dewasa. Dengan meningkatnya intake kalori maka metabolic rate meningkat untuk
membakar kelebihannya, bila intake dikurangi, metabolisme menurun untuk
menyimpan energi.
Faktor sosial budaya berperan penting dalam peningkatan
berat badan. Pola makan tiap budaya dan sosial berbeda. Faktor psikologis bisa
memberikan suatu dasar untuk bagaimana pola makan. Pada remaja juga kebiasaan
makannya adalah mencoba berbagai makanan dan senang makan dengan kawan bermain
dari pada dengan keluarga. Pada remaja umumnya emosional mereka yang
dipengaruhi adalah gangguan body image, gharga diri rendah, isolasi sosial,
depresi dan merasa ditolak. Pendekatan kekeluargaan merupakan salah satu jalur
yang harus ditempuh dalam penanganan masalah ini, karena remaja yang bermasalah
tersebut merupakan bagian dari suatu keluarga.
A.
PENGKAJIAN
a. Data-data Identifikasi
1. Nama keluarga
2. Alamat dan nomor telepon
3. Komposisi keluarga
4. Tipe bentuk keluarga
5. Latar belakang kebudayaan :
6. Identifikasi religi
7. Status kelas keluarga
8. Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang.
B.
TAHAP
PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA
• Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga dengan
anak remaja.
• Jangkauan pencapaian tahap perkembangan
• Riwayat keluarga inti : orang tua dengan riawaya gemuk.
• Riwayat keluarga orang tua : kakek dan nenek mungkin
riwayat gemuk.
C.
DATA
LINGKUNGAN
•
Karakteristik-karakteristik rumah
•
Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang
lebih besar
•
Mobilitas geografi keluarga
•
Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas
• Jaringan
dukungan sosial keluarga
D.
STRUKTUR
KELUARGA
a.
Pola-pola
komunikasi
• Jangkauan komunikasi fungsional
dan disfungsional(tipe-tipe pola berulang).
• Jangkauan dari pesan dan bagaimana
diungkapkan.
• Karekteristik komunikasi dalam sub
sistem-sub sistem keluarga.
• Tipe-tipe proses komunikasi
disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
• Bidang-bidang komunikasi tertutup.
• Variabel-variabel keluarga dan
eksternal yang mempengaruhi komunikasi.
b.
Struktur
kekuasaan
• Hasil-hasil dari kekuasaan.
• Proses pengambilan keputusan.
• Dasar-dasar kekuasaan.
• Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan.
• Seluruh kekuasaan keluarga.
c.
Struktur
peran
• Struktur peran formal.
• Struktur peran informal
• Analisis model-model peran.
• Variabel struktur peran yang
mempengaruhi.
d.
Nilai-nilai
keluarga
• Bandingkan keluarga dengan orang
Amerika / nilai-nilai kelompok referensi keluarga dan atau mengidentifikasi
nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya dalam keluarga.
• Kongruensi antara nilai-nilai
keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok referensi dan atau
komunitas yang lebih luas.
• Variabel-variabel yang
mempengaruhi nilai-nilai keluarga. Apakah nilai-nilai ini dipegang teguh oleh
keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.
E.
FUNGSI-FUNGSI
KELUARGA
1. Fungsi afektif
•
Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
• Mutual Nurturance,
keakraban dan identifikasi.
• Diagram
kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.
•
Perpisahan dan kekerabatan.
2. Fungsi sosialisasi
•
Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.
•
Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan
situasi dari keluarga. Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan
kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak : keluarga atau orang tua
senang kalau anak kelihatan gemuk karena mengaggapnya baik.Nilai yang melekat
pada keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
•
Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga : keluarga mengatakan
bahwa anak kelihatan gemuk adalah sehat, lebih mengutamakan makanan yang dibeli
di toko dari pada yang disajikan oleh orang tua.
• Definisi
sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
• Status
kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit : tidak menyadari
bahwa gemuk itu bermasalah
•
Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga : remaja sering
mengemil, jajan, makan tidak teratur.
• Fungsi
jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan : remaja sering tidak
senang sarapan pagi karena nanti akan makan bersama teman – teman di sekolah.
•
Praktik-praktik berbelanja (dan perencanaannya)
• Individu-individu
yang bertanggungjawab terhadap perencanaan berbelanja dan menyiapkan makanan :
orang tua terutama ibu.
•
Kebiasaan tidur dan istirahat : sebelum atau sambil tidur makan makanan
ringan.
• Latihan dan praktik-praktik rekreasi : tidak adanya latihan yang terjadwal, kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, kelompok sosial dan kegiatan di sekolah.
• Latihan dan praktik-praktik rekreasi : tidak adanya latihan yang terjadwal, kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, kelompok sosial dan kegiatan di sekolah.
•
Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
• Peran
keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri : kurang memaham karena adanya
sikap/falsafah hidup yang bertentangan.
•
Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan medis (uji
fisik, mata, pendengaran dan imunisasi)
•
Praktik-praktik kesehatan gigi.
• Riwayat
kesehatan keluarga : orang tua dengan riwayat gemuk, kakek dan nenek, dan
saudara kandung (sibling).
• Layanan
kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan kesehatan :
keluarga tidak mengerti masalah kesehatan remaja terutama mengenai obesity.
F.
KOPING
KELUARGA
• Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.
• Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian
obyektif terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress.
• Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang
lalu).
• Perbedaan cara koping keluarga.
• Strategi – strategi coping internal keluarga.
• Strategi – strategi coping eksternal keluarga.
• Bidang – bidang atau situasi dimana keluarga telah
mencapai penguasaan
• Penggunaan strategi – strategi adaptif disfungsional yang
digunakan.
G.
ANALISA
DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan ipologi masalah kesehatan,yang terdiri dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
1.
Ancaman
kesehatan (Health Treats) Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan, seperti :
• Riwayat kegemukan dalam keluarga.
• Besar/jumlah keluarga hubungannya
dengan sumber daya keluarga.
• Nutrisi : memakan beberapa bahan
gizi berlebih – lebihan.
• Kebiasaan personal.
• Riwayat kesehatan.
2.
Defisit
kesehatan Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:
• Keadaan sakit yang belum/sudah
terdiagnosa.
• Kegagalan tumbuh kembang secara
normal.
• Gangguan kepribadian.
3.
Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga
dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :
• Remaja.
• Remaja.
H.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah obesity pada remaja Berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang fakta – fakta, sikap dan falsafah hidup.
2.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan terhadap
masalah kegemukan pada anak remaja berhubungan dengan tidak mengerti mengenai
sifat, beratnya dan luasnya masalah kegemukan, kurang kepercayaan/keyakinan
terhadap lembaga/tenaga kesehatan, kesalahan konsepsi karena informasi yang
salah terhadap tindakan yang diharapkan.
3.
Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan
obesity pada remaja berhubungan dengan tidak mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak, sikap/pandangan hidup.
4.
Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
untuk mengatasi masalah kegemukan berhubungan dengan sikap/pandangan hidup,
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan kegemukan pada remaja.
5.
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah kegemukan pada remaja berhubungan dengan sikap/falsafa hidup,
tidak memahami keuntungan – keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tidak adanya fasilitas yang diperlukan.
DAFTAR
PUSTAKA.
Maglaya dan Bailon, 1997, “Perawatan Kesehatan Keluarga ; Suatu Proses”, Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta.
Maramis, W.F, 1994, “Ilmu Kedokteran Jiwa”, Airlangga University Press, Surabaya
Wong L. Donna, 1993, “Essentials of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book, Toronto.
Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagiku kesempurnaan bukanlah segalanya akan tetapi proses menuju kesempurnaan itulah yang paling utama.